UTS MATA KULIAH PSIKOLOGI SOSIAL - SEMESTER 4 - AP - UMB
- · Makna penting sikap yang menarik dari tragedi 11 September 2001 World Trade Center (WTC) adalah dua point. Point pertama dari sisi kelompok yang melakukan teror merasa sikap mereka benar, mereka merasa bahwa negara yang mereka teror yaitu Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya adalah negara-negara yang ke-aroganannya mesti dihentikan. Campur tangan mereka pada urusan dalam negeri negara-negara lain menunjukkan sikap jumawa sebagai polisi dunia yang mesti diperingatkan dengan salah satu cara yaitu perlawanan dengan model terorisme. Menebar ancaman rasa takut, kekacauan, adalah salah satu cara yang menurut mereka adalah ampuh. Ke-egoisan memiliki senjata berdaya bunuh tinggi yaitu nuklir yang hanya mereka yang boleh memilikinya juga adalah faktor penyumbang amarah kelompok yang melakukan teror. Sistem kapitalisme yang jauh dari makna mensejahterakan yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin juga membuat kelompok tersebut gerah. Point kedua, dari sisi yang merasa menjadi korban yaitu Amerika Serikat maka ini adalah saat yang tepat untuk menjadi moment prasangka mereka kepada kelompok yang beragama Islam berkaitan ada “jalan” teror tersebut, prasangka itu mereka buktikan bukan lagi menjadi prasangka tetapi fakta bahwa kelompok radikal, kelompok teroris, itu selama ini di dominasi kelompok Islam adalah fakta benar.
- · Pandangan saya tentang kejadian wtc 11 September 2001 adalah bahwa semua murni masalah politik untuk menguasai dunia. Siapa yang secara fakta sementara terkuat baik dari sisi politik, ekonomi, sosial, budaya bahkan militer maka pasti akan memiliki lawan yang tidak suka akan posisi mereka tersebut. Doktrin-doktrin akan dimunculkan turun temurun untuk generasi berikutnya berpikir sama bahwa mereka negara-negara yang kuat tersebut adalah kelompok yang mesti dimusuhi dan dijatuhkan. Negara-negara/kelompok yang merasa diri mereka di rongrong, di teror, juga akan secara politik, diplomasi, propaganda, doktrin, disebar ke seluruh penjuru dunia bahwa mereka adalah penjaga perdamaian dunia dan merekalah yang benar bahkan jika perlu mereka akan melakukan invasi militer ke negara-negara yang mereka sangka itu adalah teroris, pelaku radikal, atau pengancam posisi mereka di mata dunia. Metode yang dilakukan diantaranya adalah memfitnah bahwa di negara yang mereka serang sedang berdiam kelompok yang telah melakukan teror. Atau mereka akan memfitnah bahwa negara yang mereka serang adalah negara pemilik senjata kimia berbahaya padahal dibalik kedok itu mereka sendiri ingin menguasai minyak bumi yang berada di negara tersebut, contoh invasi Sekutu kepada Irak.
- · Agama Islam akhirnya menjadi kambing hitam tepatnya tersangka khususnya pada kejadian-kejadian terorisme di seluruh dunia. Hanya karena kostum, perawakan, bahasa, dan slogan takbir Allahu akbar yang mereka gunakan maka negara-negara seperti Amerika Serikat sudah tidak lagi dalam posisi prasangka, tetapi dalam posisi menuduh bahwa kelompok Islam adalah dalang dari semua terorisme. Bisa jadi itu adalah kelompok Islam yang tidak memahami tafsir Al Qur’an tentang jihad, bisa jadi itu adalah bukan kelompok Islam tetapi boneka buatan Amerika Serikat yang mereka gunakan untuk menghancurkan Islam tanpa harus mereka ikut turun tangan, yang mana strategi tersebut di kenal dengan nama proxy war.
- · Masalah ini harus selesai dengan cara kelompok/negara islam di dunia bersatu. Mereka harus bisa membuktikan mereka mandiri secara ekonomi, bargaining politik yang kuat, militer yang tangguh dan mereka bersatu padu sehingga memunculkan kekuatan yang sangat besar dan menjadi tandingan. Mereka dalam persatuannya mesti menunjukkan sikap dan sifat rahmatan lil ‘alamin. Masalah ini tidak perlu diselesaikan dengan cara perundingan-perundingan yang mana seolah-olah malah menunjukkan posisi yang lemah dari kelompok Islam sendiri. Tetapi tidak semua orang bisa tertipu oleh propaganda Amerika Serikat yang anti Islam, seorang sutradara berkebangsaan Inggris bernama Ridley Scott yang juga beragama nasrani membuat film fenomenal pada tahun 2005 berjudul kingdom of heaven. Film itu menceritakan perang salib antara Islam dan Kristen. Nilai-nilai islam yang luhur ditunjukkan Ridley Scott ke seluruh dunia melalui film tersebut yang memang diangkat dari kisah nyata kehebatan dan keluhuran budi pemimpin islam yang bernama Salahudin Al Ayyubi atau di eropa di kenal dengan nama Saladin. Film itu menentang keras pendapat Amerika Serikat bahwa agama Islam agama yang mengajarkan terorisme, radikalisme. Terkadang Tangan Allah akan turun untuk membela agama yang di ridhai-Nya melalui jalan yang tidak pernah disangka-sangka.
Noted...good job
BalasHapus